Rabu, 25 Juni 2014

Keutamaan dalam 'Iffah

Wahai anakku, 'iffah adalah sebagian dari akhlaq orang-orang mulia, termasuk sifat orang-orang yang beramal baik. Sebab itu engkau harus memiliki akhlaq yang mulia itu agar menjadi suatu watak yang tertanam dalam jiwamu.
Sebagian dari 'iffah ialah berusaha untuk menjadi orang yang hidup sederhana, tidak merasa berat untuk memberi makan dan minum kepada orang yang sangat membutuhkannya, juga kepada kawan yang lain. Dahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan pribadi.
Bagian dari 'iffah ialah jangan sekali-kali engkau melihat sesuatu milik orang lain dengan maksud untuk memilikinya (thama'), jangan pula engkau terlalu rakus dalam makan dan minum untuk mengejar kesenangan sementara.
Wahai anakku, termasuk 'iffah pula jika engkau dapat membagi dan membedakan kepentingan untuk pribadi serta kepentingan hawa nafsumu. Janganlah engkau memperturutkan kehendak hawa nafsumu dalam mencari kepuasan yang hina, perbuatan seperti ini hanya dilakukan oleh orang-orang dzalim, orang-orang yang rendah akhlaq sajalah yang selalu memperturutkan hawa nafsunya.
Wahai anakku, sesungguhnya orang kaya yang mengisi perutnya dengan makanan enak sama saja dengan orang fakir yang mengisi perutnya dengan makanan yang tidak enak, karena titik akhir dari semua itu adalah berupa kotoran.
Wahai anakku, jadilah engkau seorang yang berjiwa mulia dengan berbuah 'iffah, janganlah engkau mengotori kemuliaan dirimu dengan makanan yang kamu makan dengan cepat, hingga tak terasa kelezatannya dan dimana saja kau berada hindari cara makan yang rakus agar engkau tidak mendapat celaan.
Wahai anakku, bagi yang belum memilikinya, 'iffah merupakan perisai diri. Peliharalah perisai tersebut yang akan mengantarkan dirimu ke dalam ketentraman dan kemuliaan hidup, baik dalam pandangan ulama ataupun dalam pandangan orang awam.
Wahai anakku, takutlah engkau dari segala perbuatan haram. Apabila engkau berjalan di keramaian, maka janganlah engkau penuhi arah pandang matamu terus menerus kepada kaum wanita, begitu pula sebaliknya. Janganlah engkau asyik berbicara dengan wanita yang bukan mahram dan bukan sanak saudaramu sekalipun itu teman belajar. Hindarilah olehmu berdua dengan seorang wanita, perbuatan seperti itu diharamkan untukmu. Berpegang teguhlah kepada firman Allah:
"Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nuur:30)
Wahai anakku, dalam suatu hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Shafiyah ra menerangkan: "sesungguhnya syaitan itu menelusuri tubuh anak Adam untuk menggodanya seperti beredarnya darah di dalam tubuh." Kaum wanita adalah tali pengikat bagi syaitan dan sebagai jaringan yang dipasang oleh syaitan untuk menjerumuskan orang-orang yang beriman lemah.
Wahai anakku, takutlah dan jangan sampai syaitan menarik dirimu ke arah perangkap yang telah dipasangnya dengan memperturutkan hawa nafsu yang tercela, sehingga dirimu terjerumus ke jurang dosa besar dan kemungkaran dengan melakukan perzinahan dan lain sebagainya.
Wahai anakku, ingatlah selalu firman Allah "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Israa':32)
Wahai anakku, wasiatku padamu, hendaklah engkau menjaga diri dari godaan dan bujuk rayu syaitan serta dari syahwat yang keji. Sesungguhnya Allah swt. selalu mengawasimu, sekalipun engkau berada di tempat yang sepi dan Allah akan menghisab segala amal perbuatanmu.
Wahai anakku, terimalah nasihatku ini. Ingatlah selalu setiap saat, lebih-lebih di kala engkau tertarik melakukan sesuatu yang jelek dengan memperturutkan syahwat yang hina. Mintalah perlindunganNya dari godaan syaitan yang terkutuk dengan membaca "A'uudzuubillaahi minas syaithaanir rajiim." Hadapkanlah dirimu pada Allah dengan niat yang suci murni, mintalah keselamatan kepada Allah dari godaan dan rayuan syaitan. Wahai anakku, sesungguhnya Allah menguasai, menjaga dan memelihara dirimu dengan rahmat dan petunjukNya.
*Pesan bijak Syaikh Muhammad Syakir

Kutuliskan kembali untuk mengingatkan diriku dan siapapun yang meniti jalan Ilahi.